Beberapa waktu lalu
saya berkesempatan untuk belajar tata busana kraton Jogja langsung di keputren
kraton Ngayogyokarto Hadiningrat. Bagi rakyat jelata seperti saya, tentunya
tidak mudah bisa masuk keputren trus dengan tiba-tiba diajari tata busana oleh seorang
putri berdarah biru pula. So, dengan senang hati saya mengikuti penjelasan bendoro
raden ayu itu tentang motif serta tata cara penggunaan batik di kraton.
Ternyata kita tidak boleh sembarangan milih motif batik karena musti disesuaikan untuk event-event tertentu dan ada tingkatan pemakainya. Rakyat jelata tidak boleh memakai batik yang didesain khusus untuk raja. Ngomong-ngomong soal kasta, harusnya saya memang kaum sudra tapi seleranya kasta ksatria hihihihi Kala itu peserta diharuskan membawa jarik/kain untuk latihan wiru dan memakai kain. Kebetulan saya membawa kain dengan motif paling keren diantara deretan kain yang dijual di Mirota batik. Waktu itu saya membelinya karena suka motifnya tapi beneran nggak tahu kalo itu batik khusus untuk raja. Spontan saya langsung dimarahi sama si abdi dalem. “Nggak boleh pake jarik model gini karena ini hanya boleh dipake raja saja.” Wohhh ternyata batik milik saya itu motifnya Parang Barong!!
Beragam motif batik Jawa |
Mungkin kursus
singkat ini menjadi sedikit pencerahan bagi kami yang kurang mengenal
filosofi di balik motif batik. At least kita tahu kalo batik memiliki
motif-motif indah kayak kawung,truntum,parang,sidoluhur,sidomukti dan
lain-lain. Kalo kita memakai batik sidomukti diharapkan kehidupan kita akan
menjadi makmur karena motif ini menyimbolkan kemakmuran. Lain halnya dengan
batik truntum sebagai lambang cinta yang tumbuh kembali sehingga sering dipakai
dalam pesta pernikahan. Jika memilih batik sidoluhur diharapkan pemakainya
memiliki budi luhur. Dan tahulah saya mengapa parang barong hanya boleh dipakai
raja. Why? Motif ini gabungan dari parang/karang dengan barong/singa. Karang
digambarkan sebagai kekuatan yang kuat dan kokoh sementara barong melambangkan
keagungan.
Selanjutnya kami diajari step by step memakai kain dan kebaya dengan benar, satu persatu dari cara wiru kain,pake stagen hingga pakai selempang abdi dalem. Kalo temen kantor tahu saya ikut kursus ini, pasti besok kalo lomba Kartinian saya disuruh ikut lomba wiru kain deh. Gawattttt.... Bagi masyarakat awam sepertinya enggan untuk ribet-ribet make kain+kebaya karena suka ngandelin mbak-mbak salon apalagi kita memang harus tahu dan mengikuti pakem kain tersebut biar motifnya nggak jungkir balik. Setelah mengikuti kursus ini kira-kira saya bisa make kain,kebaya dan sanggulan sendiri nggak ya?Sepertinya pesimis deh.......
Busana abdi dalem kraton |
Selanjutnya kami diajari step by step memakai kain dan kebaya dengan benar, satu persatu dari cara wiru kain,pake stagen hingga pakai selempang abdi dalem. Kalo temen kantor tahu saya ikut kursus ini, pasti besok kalo lomba Kartinian saya disuruh ikut lomba wiru kain deh. Gawattttt.... Bagi masyarakat awam sepertinya enggan untuk ribet-ribet make kain+kebaya karena suka ngandelin mbak-mbak salon apalagi kita memang harus tahu dan mengikuti pakem kain tersebut biar motifnya nggak jungkir balik. Setelah mengikuti kursus ini kira-kira saya bisa make kain,kebaya dan sanggulan sendiri nggak ya?Sepertinya pesimis deh.......
Kemudian kami juga diajari lampah-lampah alias tata cara berjalan ketika memasuki area kraton. Jangan kira kalo sudah memakai kain dengan benar,anda bisa berjalan seenaknya di sini. Pahami juga etiketnya agar kita tidak dibilang kurang sopan dan tidak tahu adat. Nah, saat kita berada di kraton tiap mau memasuki ruangan musti manembah/menyembah sang tuan rumah. Bukan berarti tuan rumah gila hormat tapi kita menghormati benda-benda pusaka yang berada dalam rumah tersebut beserta penghuni di dalamnya. Tau sendiri kan kalo benda pusaka biasanya berbau-bau magis gitu. Setelah menyembah kita musti laku dodok dulu mendekati tempat duduk lalu nyembah lagi dan baru bisa duduk dalam posisi jengkeng. Sedikit ribet deh tapi namanya tata tertib dalam kraton ya musti ditaati biar kita tidak kena tuah si penghuni keris empu gandring.... :-)
Belajar lampah-lampah di kraton |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar