Rabu, 13 Agustus 2014

Senja di Pantai Anyer



Mercusuar Anyer
 Impian untuk menginjak  tanah di ujung barat pulau Jawa akhirnya kesampaian juga ketika siang itu kaki saya menapaki pasir putih di pantai Anyer Sirih. Meskipun sedikit letih gara-gara nembus kemacetan super parah mulai dari kota Cilegon hingga ke Anyer namun saya senyum-senyum kesenengan pas liat deru sang ombak bersilih ke pantai, disambut ayunan nyiur melambai.... tsaahhhh.... mendadak romantis kayak Sheila Majid gini ya....

Seharusnya Anyer bakalan lebih indah kalo saya bisa melihat sosok gunung Anak Krakatau nun jauh di tengah selat Sunda, namun sayang bayangannya saja tak kelihatan sama sekali. Padahal saya udah nekat numpang perahu menikmati jernihnya air selat yang memisahkan pulau Jawa dan Sumatera itu dengan harapan melihat salah satu gunung berapi terdasyat di dunia tersebut tapi nampaknya perahu kita kurang jauh berlayar. Ya, harusnya emang nggak cuma perahuan di sekitar pantai tapi nyebrang sekalian ke Sumatera biar bebas mengeksplorasi selat Sunda.

Pada sebuah kapal ( thanks to Ambar )

Terus terang aja saya bukan pecinta pantai dan agak anti air sehingga tak terlalu berminat berenang ato sekedar main air di bibir pantai. Minggir aja deh, duduk-duduk di bawah nyiur hijau nyari angin sambil mengamati pergerakan matahari. Sumpe mati kurang kerjaan banget tapi asyik juga sesekali doing nothing....

Kebetulan kami bawa bekal makanan sendiri berhubung ada niatan untuk hemat plus pengen dapat suasana piknik keluarga seperti jaman 80-an gitu deh. Jadilah siang itu kami menggelar tikar di antara rerimbunan pohon kelapa yang menjulang tinggi dan makan bekal dengan lahapnya. Namanya juga telat makan siang, makanan apapun pasti disikat dengan riang gembira. Rasanya sudah lama banget nggak menikmati piknik keluarga seperti ini. Sederhana namun penuh makna.  

nyiur melambai di tepi pantai
Untung aja tadi kejebak macet sehingga kita sampe Anyer siang menjelang sore dan pastinya nanggung kalo nggak sekalian menunggu sunset. Dan terbukti nyata kalo saya memang penyembah matahari soalnya langsung bahagia banget saat menatap mentari mulai surut dari muka bumi. Begitulah romantisme Anyer di ujung perjalanan senja itu.

Sayup-sayup lagu Anyer 10 Maret mengiringi kepergian matahari menjemput malam .......... .......................... ................................... ...................................... ................. .......................... .................................. .............................................

Malam ini kembali sadari aku sendiri

Gelap ini kembali sadari engkau telah pergi

Kata hati harus terpenuhi

Gelap ini

Kata hati ingin kau kembali

 
kala sang surya tenggelam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar