Menapaki tangga pemakaman keluarga raja-raja Imogiri
seolah melakukan perjalanan menuju dunia lain di seberang langit sono. Aura
mistis langsung bisa kita rasakan begitu memasuki gerbang utama pajimatan
Girirejo Imogiri. Letaknya yang nun tinggi di perbukitan Merak mengharuskan
pengunjungnya untuk melalui 400-an anak tangga sebelum menuju makam utama. It’s
kind of stairway to heaven............ byuhhh jadi kangen lagunya Led Zeppelin yang satu itu..... And she's buying a stairway to heaven.........
Setiap pengunjung yang pengen ziarah juga
diwajibkan
pake kemben bagi cewek dan busono peranakan bagi cowok. Nggak usah ribet bawa
jarik dan perlengkapan lainnya karena sudah ada persewaan khusus dengan biaya
sekitar 25 ribu per orang. Sewa
Lady of the stair |
kain plus layanan jarikan alias memakai
jarik/kain bisa dibantu oleh ibu-ibu penjaga makam. Urusan jarik menjarik juga
bukan perkara mudah karena kita gak boleh sembarangan pake kain karena harus
menyesuaikan pola batik plus ngiket-nya harus bener biar gak terjadi tragedi
kemben melorot...upsss........ Tempat persewaannya di dekat pendopo utama di
sisi kanan bangunan utama. Langsung aja menuju ke sana kalo ingin ganti busono.
Tapi inget, kalo pengen berziarah kita harus dalam keadaan bersih alias lagi
gak menstruasi. Kalo lagi mens gak boleh ya tengok-tengok ke makam. Lewatkan
waktu duduk-duduk aja di pendopo ato narsis-an dari gapura ke gapura,dari
tangga ke tangga. Seperti kisah saya siang itu yang menjelma menjadi putri
tangga. Narsis abis pindah dari anak tangga satu ke tangga lain persis kayak
main ular tangga hihihihi
Pemakaman Imogiri merupakan makam raja-raja Mataram
dari kraton Jogja dan Solo sehingga kita bisa ziarah ke makam Sri Sultan HB I
hingga HB IX serta makam trah Sri Susuhan Pakubuwono dari kraton Solo. Euhm,
nggak kebayang gimana ngangkut jenazahnya buat dimakamkan di tempat setinggi
ini ya.... Naik tangga pake kekuatan sendiri aja sudah susahnya minta ampun
apalagi kalo bawa-bawa peti jenazah. Udah gitu kalo pemakaman raja kraton Solo
harus nambah extra time buat perjalanan Solo-Jogja-Imogiri sekitar 2,5 jam.
Kebetulan saya ziarah ke kompleks pemakaman yang
dibangun oleh Sultan Agung Hanyokrokusumo ini bertepatan dengan bulan ruwah
alias sebelum puasa sehingga waktu-nya pas banget. Bulan ruwah dipercayai
masyarakat Jawa sebagai bulan baik terutama untuk melakukan ritual
Upacara nyadran tentunya bukan sekedar ritual sesajen belaka karena
pada momen ini kita berkumpul bersama untuk mendoakan
keluarga,teman,saudara,yang telah mendahului kita menghadap Illahi.
Ziarah ke makam Imogiri mengingatkan kita betapa hidup
itu hanya sekejap ato istilah jawa-nya urip ki ming mampir ngombe. If live is
so short..... Tiada yang kekal abadi di dunia karena semua manusia akan
menghadapi kematian jika takdirnya telah tiba. If i die tommorow......I'd be alright because I believe that after we're gone the spirit carries on...gitu sih
kata Dream Theatre....tapi yang penting apabila kita ingin meninggalkan dunia
dalam damai mungkin harus ingat pepatah jika gajah mati meninggalkan gading,manusia
mati meninggalkan nama baik. Jadi ketika pada saatnya nanti saya dideportasi
dari dunia ini kepenginnya dikenang sebagai manusia yang berkenan di hati semua
orang. Tsahhhh.....
Selamat datang di pemakaman Imogiri |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar