Sabtu, 27 Juni 2015

Bukber : One Fine Day.......



Kayaknya udah lama banget nggak nulis kuliner... Bukannya gak pernah wisata kuliner lagi tapi saking banyaknya acara makan-makan malah kesane tidak menarik dan malas buat diceritakan. Dan berhubung kali ini ada moment spesial, bolehlah kita mbahas kuliner ya....

Suatu sore di bulan Ramadhan 2015, kami sekeluarga menyempatkan diri untuk buka bersama di luar rumah dan pilihan kami jatuh ke Boga Bogi, sebuah rumah makan di kawasan Manahan, Solo. Ramadhan ini untuk pertama kalinya kami lalui tanpa kehadiran ayah yang telah berpulang ke rumah baru di alam baka, rasanya sendu-sendu gimana gitu. Duka itu masih tersisa dan hanya waktu yang bisa menyembuhkannya. Fortunately, the pain changes us.... kami sekarang lebih akrab dan wajib meluangkan waktu menemani ibu kami terutama mengajak beliau jalan-jalan plus wisata kuliner. Let’s have fun, mom!!  

Sambil menunggu waktu buka puasa tiba, ingatan saya melayang ke jaman kuliah ketika hobi makan dan ngumpul di Boga-Bogi. Ternyata belum banyak berubah. Masih seperti dulu, tetap rame namun asyik. Menu lezat dengan harga terjangkau. Tak mengherankan bila banyak mahasiswa ngadain bukber di sini. Bahkan sekelompok anak muda di sebelah kami itu kayake anak kampus saya dulu ngeliat dari jaket almamater yang dipakainya. Jiahhh... buka bersama aja masih sempat-sempatnya bawa nama almamater dik....jadi kangen kampus indah di pinggiran Bengawan Solo itu.


oseng lidah sapi lombok ijo


balado terong
Buka puasa hari ini diawali dengan menyeruput segelas es kelapa muda gula jawa yang langsung menyegarkan stamina. Kemudian dilanjut dengan snack ringan yaitu crocket dan sosis sebagai hidangan pembuka. Sedangkan menu utama pilihan kami adalah gurami asam manis dan kakap goreng terigu dengan sayur lidah sapi lombok ijo, balado terong plus gudangan buat seger-segeran.

Kakap goreng terigu berukuran besar sepertinya sesuai dengan lidah kami karena langsung ludes dalam sekejap. Lezat dan crunchy euy!! Sementara gurameh asam manis gak kalah nikmatnya. Bumbu-bumbunya pas dan begitu meresap ke dalam masakan. Untuk sayur lombok ijo-nya kurang pedas untuk ukuran pecinta lombok kayak saya. Harusnya gak hanya lombok gede aja tapi dimixing dengan lombok rawit biar pedesnya mantap. But anyway, over all well done..... Selamat berbuka puasa......

gurameh asam manis

 
kakap goreng tepung
      

Sabtu, 20 Juni 2015

Elo: Let's Flowwwwwww............................



Bagi pecinta rafting, sungai Elo termasuk level dasar bagi pemula dengan jeram-jeram yang lumayan ringan dan gak beresiko tinggi. Makanya kalo baru belajar rafting, sungai Elo bisa jadi pilihan utama. Letaknya di kabupaten Magelang gampang banget dicari karena deketan candi Mendut ke arah Borobudur which is my favourite place all ever. Saking senengnya ama tempat ini kayaknya udah 5 kali rafting di Elo dengan tingkat kegembiraan konstan. Padahal kalo dipikir-pikir harusnya saya udah pindah ke sungai yang lebih tinggi levelnya seperti Progo Atas, Progo Bawah atau bahkan Sungai Serayu-lah yaaa.....  but i dont care with the level. I just wanna have fun... Girl just wanna have fun....

Pertama kali rafting November 2011 pas musim hujan sehingga debit air lumayan tinggi plus warna sungai keruh banget kayak pabrik coklat-nya Willy Wonka. Tapi dengan situasi kayak gitu sebenarnya lumayan menguntungkan karena gak perlu ngayuh boat sepenuh tenaga soale bisa mengalir bersama air. Jadi slowly but sure aja bisa nyampe pos peristirahatan untuk menyantap kelapa muda dan snack sebagai penambah energi bagi setengah perjalanan berikutnya. Total rute rafting di sungai Elo sekitar 12 km dengan estimasi waktu 3 jam jika lancar dan gak kebanyakan kebalik boat-nya. Padahal justru tragedi kecil kayak gitu yang bikin rafting itu seru. Nubruk batu bikin boat kebalik ato nubruk pinggiran sungai hingga rontok semua daun-daun masuk ke boat kita. Dan pastinya seru ketika masuk ke jeram-jeram curam hingga bisa kita teriak sekencangnya. Antara kebanyakan tertawa dan teriak-teriak itulah yang bikin kita segar kembali sepulang dari sini.
minum kelapa muda
minum coklat

Dan rafting-rafting berikutnya punya keseruan tersendiri sampe terakhir rafting bulan September 2014. Belum memasuki musim hujan sehingga air bening banget dan bikin kita lomba pengen nyebur sungai. Lhah ini niatnya mo arung jeram ato berenang sih?mungkin sekedar refreshing aja soale lumayan stress ngayuh boat pada saat debit air rendah kayak gini. Perlu ngayuh sekuat tenaga gak jalan-jalan juga dan malahan membentur batu mulu. Akhirnya saking stress-nya pada sibuk nyeburin teman dari boat lain ato malahan nyeburin diri sendiri ke sungai.

Walopun saya cinta sungai Elo dengan segala kesederhanaan dan kealamian yang dimilikinya tapi please mbok move on tho nduk..... Carilah sungai lain dengan tingkat petualangan yang lebih tinggi dan menantang maut. Wupss...mengapa harus mencari maut sih? Toh hidup kita sehari-hari udah penuh dengan kemautan tersendiri. Yang penting sebenarnya adalah mencari suasana baru dengan hati baru. Dan kayaknya sungai Serayu bisa menjadi pilihan berikutnya. Hello penunggu sungai Serayu, ijinkan aku menjelajahimu suatu hari nanti. Someday.....       
 
beninggggg.......

 
september 2014


Borobudur : The Sweetest Thing


Dalam sebuah perjalanan dari Wonosobo ke Jogja ketika bulan purnama menggantung di atas langit Magelang saya teringat seorang sahabat yang bertempat tinggal di Borobudur, tepat di belakang candi agung dan paling ajaib sedunia tersebut. Dulu semasa kuliah, candi Borobudur merupakan tempat hunting foto favorit anak kampus kami. Selain tempatnya yang begitu sakral dan magis, I always feel like home dan begitu menyatu dengan alam desa Kalisegoro, Borobudur. Apalagi sahabat saya, mbak Setija, memang selalu setia menawarkan rumahnya sebagai tempat penginapan gratis plus akses gratis masuk candi via bypass alias melompat pagar candi wkwkwkwk..... 

borobudur view from kalisegoro village
Acara Borobudur Internasional Festival dan hari raya Waisyak adalah moment favorit kami kala itu. Most special ketika malam Waisyak saat bulan purnama tiba, kami ngintip para biksu yang sedang khusuk berdoa di antara temaram ribuan lilin di pelataran candi Borobudur. Sepertinya damai sekali melihat biksu-biksu berkain kuning dan maroon itu memuja Illahi dengan begitu hening, menyatu dalam hati dan seolah-olah beneran lenyap dari tempat ini. Dengan ajaran penuh kedamaian itu pulalah yang membuat kami jatuh hati pada Sidharta Budha Gautama.

Many years later, kami sahabat tiga serangkai kembali ke Borobudur lagi bukan sebagai mahasiswa tapi as a journalist. Surya dan Setija adalah jurnalis handal di kantor berita radio terkenal sementara saya ya sebuah perkecualian. Menjadi jurnalis angin-anginan yang nerima tawaran kerja demi gratisan ke Australia hahahaha *shame on you...*

Ceritanya waktu itu si Surya kebagian jatah liputan desa bahasa di daerah kaki bukit Menoreh tidak begitu jauh dari Borobudur, segeralah ia menghubungi saya plus Setija demi kelancaran risetnya. As a best friend udah pasti kami saling tolong menolong jika salah satu membutuhkan bantuan padahal kami kerja di media yang berbeda. Setelah kelar liputan selama 3 hari, kami mengunjungi candi Borobudur sambil mengenang kegilaan jaman kuliah plus lirak-lirik nyari bule. Apalagi gosipnya David Beckham sekeluarga lagi liburan di Borobudur. Yah siapa tau kami bisa melihat penampakan nyata salah satu pemain terkaya di dunia itu dan berharap ditinggalin some poundsterling buat ongkos pulang hihihihi Wupss..ternyata bukan David tapi yang terlihat di depan mata kami adalah sosok tinggi besar berambut gimbal sekilas mirip Didier Drogba. Wow...is it real Drogba?berharap itu beneran striker Chelsea hitam kelam nan mempesona itu namun apa daya dia sudah berlalu dengan cepatnya. Ah elu sih Sur....pake ribut segala meyakinkan apakah itu Drogba ato bukan. Kenapa gak langsung kita sapa aja selesaiiiiiii!!!

Ketika kami sampe di bawah pohon Bodhi, tempat Sidharta mendapatkan pencerahan, kami bertemu dengan keluarga dari Belanda yang ternyata asal-usulnya dari Tulungagung, Jawa Timur. Ceritanya mereka lagi napak tilas ke tanah nenek moyang di Indonesia. Oh, pantesan ya biar mukanya bule dengan kulit sedikit eksotis tapi ramah dan cerewetnya minta ampun karena sebagian dirinya mengalir darah Indonesia,which is most friendly country on earth hehehe Kalo nggak salah namanya Jasper, Sheila, Heidi dan dua lainnya lupa. Kami segera akrab satu sama lain karena kebetulan sama-sama ngefans klub Ajax Amsterdam dan nodong gosip terbaru tentang pemain  Ajax. Terbukti kan kalo sepak bola itu adalah bahasa universal. Sebut satu klub dari negaranya dan kau langsung cerewet habis membahas bola seolah sudah kenal lama sekali dengan orang itu. Jasper bahkan ngasih alamatnya di Amsterdam.....woaaaa.....We’ll be glad to visit you there..........Sebelum pisahan kami sempat foto bersama plus dengan hati meleleh nyanyiin lagu Amsterdam-Coldplay yang begitu indah itu. 

Come on, oh my star is fading
And I swerve out of control
If I, if I'd only waited
I'd not be stuck here in this hole
Come here, oh my star is fading
And I swerve out of control
And I swear, I waited and waited
I've got to get out of this hole....

 
See you in Amsterdam

Museum Radya Pustaka : The Oldest Museum



Museum Radya Pustaka merupakan salah satu museum tertua di Indonesia yang  dibangun pada tahun 1890. Letaknya nyempil di sebelah taman Sriwedari Solo sehingga kalo lewat sana seringnya kelewatan lha wong gak  terlalu eye catching. Dan sebagai orang Solo yang hobinya maen ke Gramedia, sungguh memalukan kalo saya belum pernah ke sana cause Radya Pustaka itu gedungnya pas di depan toko buku tersebut. Sehingga pada suatu siang setelah nyari diskonan buku, saya sempatkan maen ke museum dengan harapan nemu primbon ato kitab-kitab Jawa berisi ramalan masa depan.  

Begitu masuk museum mungil ini kita langsung disapa dengan koleksi arca kecil sang Budha mulai dari Bodhisatwa, Dhyani Budha Wairocana, Avalokitaswara dan lain-lainnya yang artistik sekali. Patung Budha Gautama gede malahan dipajang di teras museum ini. Widiww...apa tidak takut dimaling tuh?padahal museum ini kondang dengan kasus pencurian patung beberapa tahun lalu.
Selain patung Budha, museum ini juga menyimpan gamelan, wayang serta keris. Yang paling menarik tuh ngeliat mesin ketik jaman baheula. Ternyata mesin ketik nggak hanya memuat huruf aplhabet aja tapi juga bisa dipermak dengan huruf Jawa di mana kita bisa mengetik huruf ho no co ro ko, do to so wo lo.... Kalo boleh pinjam mesin ini mungkin kata pertama bahasa Jawa yang pengin ditulis adalah Ing Ngarso sung tuladha, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri handayani....wwwhhh.....hanya itulah pesan Jawa dari Ki Hajar Dewantoro yang masih keingat sampe sekarang.


koleksi museum Radya Pustaka

Menurut referensi yang saya baca, museum ini menyimpan kitab-kitab bahasa Jawa tapi mana ya?Mungkin di simpan di perpustakaan di pojokan itu tapi kok tempatnya tertutup, jadi nggak berani masuk deh. Akhirnya berhenti di depan perpust ngeliatin koleksi mata uang kuno dari berbagai negara. Seumur-umur saya baru liat duit dollar dan deutsche mark tapi di museum ini kita bisa liat mata uang dari Malaysia, Singapura, Turki dan bahkan sampe ke negara latin seperti Colombia dan Honduras.Hmmm.... it’s all about the money....it’s all about dubidubidam.......

Museum Radya pustaka mungkin hanya seukuran rumah mungil sehingga tak butuh waktu lama untuk mengelilinginya. Koleksinya terkesan sederhana tapi jangan tanya nilai barang-barang itu. Harta karun yang terkubur di museum ini memang bikin banyak kolektor mupeng pengin memilikinya. Termasuk saya yang pengen bawa pulang patung Ganesha gendut-gendut menggemaskan itu.   

koleksi wayang kulit dan patung Budha



Goa Jatijajar: So come in my cave..............

" So come in my cave and i’ll burn your heart away..... Come in my cave, I’ll burn your heart away.....” Langsung aja kepengin nyanyi Cave-Muse begitu memasuki mulut goa Jatijajar yang terletak di kabupaten Kebumen tersebut. Lagu itu udah pasti suram dan full of agony hingga penghayatannya jadi lebih total begitu menyusuri goa yang penuh kegelapan ini. Dan mungkin dulu Matthew Bellamy ketika bikin Cave sempat bertapa di goa untuk mendapatkan inspirasi tergelap tentang kehidupan. Wwkwkwkwk..... Mo mbahas lagu ato goa sih?Okeh, lanjutin cerita soal goa aja ya.... Biarlah soal si Matt dan kegelapannya kita bahas lain waktu.   


Eh, tapi ternyata pengetahuan saya tentang goa begitu minimalis. Taunya tentang stalaktit dan stalagmit doang xixixi Jadi mending kita biarkan foto-foto aja yang bercerita ya....Yang jelas selain menikmati stalagtit cantik di sepanjang goa ini, kita juga menjumpai beberapa sendang/mata air bawah tanah dengan khasiatnya sendiri. Kalo cuci muka di sendang Kanthil konon bisa entheng jodoh sementara kalo sendang Mawar menawarkan air yang bisa membuat kita awet muda. Hmmm.....really???Buktikan sendiri apakah kita bisa tetap memilliki wajah muda seperti hari ini ketika mengunjungi goa Jatijajar dua puluh lima tahun lagi. Just wait and see......  


sendang mawar
 

Jumat, 05 Juni 2015

The Secret Zoo


Batu Secret Zoo terletak di salah satu sudut Jatim Park 2, Batu, Malang yang menurut saya paling asyik dikunjungi. Nggak tahu kenapa dinamai secret zoo padahal tempatnya rame dan ceria-ceria gini. Mungkin binatang-binatang di dalamnya berasal dari sebuah dunia rahasia, kehidupan bawah tanah nan misterius atau hewan dari negeri antah berantah. Setidaknya dari ujung dunia di Skandinavia sono trus ngebayangin penjaga kebun binatang-nya tuh mas  Jonas Bjerre alias the zookeeper’s boy....... Dengan rasa penasaran kelas menengah, ayuk kita telusuri Batu Secret Zoo diiringi soundtrack dari Mew. Santa Ana winds bring seasickness. Zookeeper hear me out. How dare you go ? Cold in the rain .........  
pygmy marmoset and the lemur show
 
Begitu masuk Batu Secret Zoo kita langsung disambut duo Iguana Iguana imut yang lagi bobok siang. Just say hello sebentar karena gak berani ganggu jadwal istirahat mereka. Lanjut terus ke area flying lemur....ehm,lemur itu apa ya?kalo dilihat-lihat sekilas mirip monyet/mirip tikus/mirip koala. Duh bingung-bingung ngedefinisi-nya...asal jangan nuduh mirip saya aja yah....:(( Kalo dilihat bentuknya  area ini dihuni oleh bangsa primata seperti halnya Pygmy Marmoset yang merupakan salah tu monyet terkecil di dunia. Mereka bisa melompat sejauh 5 meter, lompatan yang cukup jauh bagi monyet berukuran mini. Namun mengingat hidupnya di tengah hutan tropis Amazon, tentulah ia dituntut kemampuan melompat ala tarzan untuk bertahan hidup dari satu pohon ke pohon lainnya. Aaaauoooooo.... uuuuuoooooooo........uuuuuoooooooooooooo....
Selain ketemu pygmy marmoset si super imut, saya pengen nyulik si   Koala tuh...pengen bawa dia pulang buat dipeluk-peluk di rumah.
cute koala
Aihhh   
lutunya......Setahuku koala suka makan daun eucalyptus tapi tadi siang dia lagi ngemil pisang....nggak nyangka kalo dia suka pisang,buah kesukaan saya juga.
Dari koala kita pindah menjenguk Caiman, buaya imut dari daratan Argentina. Kalo bentuknya biasa-biasa aja tapi nama Caiman itulah sepertinya familiar di kuping saya. Usut punya usut ternyata saya terkenang-kenang lagu Kings of Convenience - Cayman Islands yang sejuk banget didengar itu. Padahal sebenarnya gak ada hubungannya Caiman buaya dengan Cayman Islands di Karibia ini. Hanya pengen nyanyi-nyanyi aja aslinya.......There's a bearded man......paddling in his canoe, looks as if he hascome all the way from the Cayman Islands..........

the common Caiman from Argentina
Then dari Argentina, kita masuk ke belantara Amazon di Brazil untuk bertemu dengan Annaconda. Dengan warna hijau-hitam gitu sebenarnya kurang sangar tapi jangan tanya kalo udah menggigit mangsanya, bakalan dihajar tanpa ampun dengan bisa ular yang mematikan. Tetangga si annaconda ternyata jauh lebih gahar tampilannya. Honduran milk snake punya body gede dengan kulit merah hitam gaya gothic gitu hehehe Kirain asalnya dari Honduras namun ternyata ular berbisa ini habitat-nya malah di Costa Rica. 
honduran milk snake
 
annaconda
Next, welcome to the jungle dan bertemulah kita dengan bangsa macan penguasa hutan. Pertama liat jaguar hitam sedikit merinding soale ngebayangin kalo tiba-tiba kandang-nya dirusak dan dia kabur nyari mangsa. Lha wajahnya itu galak banget mengaum terus kayak kelaparan. Mo foto aja harus pake pendekatan extra soft biar dia nggak ngamuk-ngamuk di depan kamera xixixi tapi tetep aja dia si hitam legam tanpa senyuman..... Beralih ke kandang berikutnya si Leopard cantik siap bearaksi. Hewan ini lebih kalem ketimbang jaguar. Gak perlu jaga jarak buat motret dia. Kulit-nya bagus banget tuh kalo dijadikan mantel berbulu. Upss...bisa diprotes aktivis PETA neh.... Maappp ya.....just kidding..... 
jaguar sangar
 
the beautiful leoparad

Perjalanan berikutnya sontak bikin inget mas Jonas-Mew beneran....sudah pasti karena saya ketemu hewan-hewan yang di-metaforakan dalam Zookeper"s boy itu.

the giraffe and ostrich

You're tall just like a giraffe
You have to climb to find its head
But if there's a glitch
You're an ostrich
You've got your head in the sand
Wah seruuuuu akhirnya ketemu di batu secret zoo. Taulah kenapa dinamakan secret, karena ini pertemuan rahasia saya dengan binatang-binatang dari negara lain, dunia lain yang jauh dari kehidupan sehari-hari. So, tempat ini high recomended bagi yang pengen ketemu hewan yang selama ini cuma diimajinasikan saat denger lagu ato hanya bisa melihat ceritanya lewat National Geographic Channel doang. Dijamin puas bagaikan baru aja keliling dunia pake balon udara. Yuhuiiiiii................. 

welcome to batu secret zoo




If live is so short......



Menapaki tangga pemakaman keluarga raja-raja Imogiri seolah melakukan perjalanan menuju dunia lain di seberang langit sono. Aura mistis langsung bisa kita rasakan begitu memasuki gerbang utama pajimatan Girirejo Imogiri. Letaknya yang nun tinggi di perbukitan Merak mengharuskan pengunjungnya untuk melalui 400-an anak tangga sebelum menuju makam utama. It’s kind of stairway to heaven............ byuhhh jadi kangen lagunya Led Zeppelin yang satu itu..... And she's buying a stairway to heaven.........

Setiap pengunjung yang pengen ziarah juga
diwajibkan pake kemben bagi cewek dan busono peranakan bagi cowok. Nggak usah ribet bawa jarik dan perlengkapan lainnya karena sudah ada persewaan khusus dengan biaya sekitar 25 ribu per orang. Sewa
Lady of the stair
kain plus layanan jarikan alias memakai jarik/kain bisa dibantu oleh ibu-ibu penjaga makam. Urusan jarik menjarik juga bukan perkara mudah karena kita gak boleh sembarangan pake kain karena harus menyesuaikan pola batik plus ngiket-nya harus bener biar gak terjadi tragedi kemben melorot...upsss........ Tempat persewaannya di dekat pendopo utama di sisi kanan bangunan utama. Langsung aja menuju ke sana kalo ingin ganti busono. Tapi inget, kalo pengen berziarah kita harus dalam keadaan bersih alias lagi gak menstruasi. Kalo lagi mens gak boleh ya tengok-tengok ke makam. Lewatkan waktu duduk-duduk aja di pendopo ato narsis-an dari gapura ke gapura,dari tangga ke tangga. Seperti kisah saya siang itu yang menjelma menjadi putri tangga. Narsis abis pindah dari anak tangga satu ke tangga lain persis kayak main ular tangga hihihihi


Pemakaman Imogiri merupakan makam raja-raja Mataram dari kraton Jogja dan Solo sehingga kita bisa ziarah ke makam Sri Sultan HB I hingga HB IX serta makam trah Sri Susuhan Pakubuwono dari kraton Solo. Euhm, nggak kebayang gimana ngangkut jenazahnya buat dimakamkan di tempat setinggi ini ya.... Naik tangga pake kekuatan sendiri aja sudah susahnya minta ampun apalagi kalo bawa-bawa peti jenazah. Udah gitu kalo pemakaman raja kraton Solo harus nambah extra time buat perjalanan Solo-Jogja-Imogiri sekitar 2,5 jam.

Kebetulan saya ziarah ke kompleks pemakaman yang dibangun oleh Sultan Agung Hanyokrokusumo ini bertepatan dengan bulan ruwah alias sebelum puasa sehingga waktu-nya pas banget. Bulan ruwah dipercayai masyarakat Jawa sebagai bulan baik terutama untuk melakukan ritual 
merti dusun/bersih desa termasuk ‘nyadran’ yang merupakan upacara bersih-bersih pemakaman.

Upacara nyadran tentunya bukan sekedar ritual sesajen belaka karena pada momen ini kita berkumpul bersama untuk mendoakan keluarga,teman,saudara,yang telah mendahului kita menghadap Illahi.
Ziarah ke makam Imogiri mengingatkan kita betapa hidup itu hanya sekejap ato istilah jawa-nya urip ki ming mampir ngombe. If live is so short..... Tiada yang kekal abadi di dunia karena semua manusia akan menghadapi kematian jika takdirnya telah tiba. If i die tommorow......I'd be alright because I believe  that after we're gone the spirit carries on...gitu sih kata Dream Theatre....tapi yang penting apabila kita ingin meninggalkan dunia dalam damai mungkin harus ingat pepatah jika gajah mati meninggalkan gading,manusia mati meninggalkan nama baik. Jadi ketika pada saatnya nanti saya dideportasi dari dunia ini kepenginnya dikenang sebagai manusia yang berkenan di hati semua orang. Tsahhhh..... 

Selamat datang di pemakaman Imogiri
       

Thanks for the memory.......


Seperti sebuah perjalanan napak tilas ketika sore itu sampailah saya di pantai Ayah yang terletak di kabupaten Kebumen. Entah karena pertama kalinya travelling setelah kepergian ayah tercinta, ato karena ada kata ‘ayah’-nya sehingga bikin kangen almarhum ayah, ato bisa jadi ingin mengenang kembali masa kecil ketika piknik keluarga bersama-sama ke pantai ini. Dan nampaknya pilihan terakhir yang mendekati benar.

Sempat mengalami de javu waktu melihat perahu-perahu nelayan yang siap melaut dengan gagah menerjang ombak dan angin pantai selatan. Ingat cerita ayah tentang betapa hebatnya nelayan-nelayan itu. Rela bertahan di tengah badai demi memberi nafkah keluarga. Bekerja keras dan penuh dedikasi tinggi untuk keluarganya. Mungkin hal inilah yang pengen diajarkan ayah saya kepada anak-anaknya. Lewat travelling kita bisa melihat atmosfir lain, mempelajari kehidupan baru, dan selalu mensyukuri apapun yang kita miliki.

Hmmm....sambil terkenang-kenang the memories of my father, saya terima tawaran naik perahu mengelilingi area sungai di sepanjang muara. Sebenarnya tujuan semula ke pantai pengen maen ombak tapi kayae gak ada salahnya mencoba menikmati suasana sungai terakhir yang bermuara di pantai selatan tersebut. Lupa nama sungai-nya apa tapi sungai ini lumayan lebar dan asyik untuk pelayaran kecil sore-sore gini. Hanya dengan membayar sepuluh ribu rupiah saja kita bisa puas muter-muter sungai menikmati keindahan perbukitan di sekitarnya, hutan mangrove di pinggir pantai dan sesekali berpapasan dengan nelayan yang siap melaut.   


Menyusuri muara sungai


Pernah beberapa kali naik perahu motor di pantai Anyer dan pantai Kartini tapi gak selama ini. Kayaknya lebih setengah jam muter-muter tapi gak ada gelagat mau balik ke darat dan terus aja melaju menyusuri sungai itu. Tau gini tadi bawa gitar ya.... Menikmati senja sambil nyanyi I miss you – Incubus................

You have only been gone ten days, but already I am wasting away
I know I'll see you again.......Whether far or soon
But I need you to know, that I care
And I miss you...................................
.......

 Ato Thanks for the memory- Bob Hope & Shirley Ross........... 


Thanks for the memory
Of faults that you forgave
Of rainbows on a wave
And stockings in the basin
When a fellow needs a shave
Thank you so much.................
 
Thanks for the memory, dad.......