Sabtu, 09 Januari 2021

Under Lapopu and Waimarang Falls

 

There’s no better place to find yourself than sitting in a waterfall and listening to it’s music….. Setuju banget dengan quote kece Roland R Kemler tentang air terjun yang merupakan landscape favorit saya se-alam raya. Air terjun tidak pernah gagal membuat hati saya tentram dan pikiran menjadi jernih kembali setelah mendengar suara gemericik air berjatuhan ke bumi. Dan untuk urusan air terjun cantik, Sumba adalah juaranya. Banyak air terjun super keren terbentang dari barat ke timur sepanjang pulau eksotis bagian dari provinsi Nusa Tenggara Timur tersebut.

Siang itu kami tiba di air terjun Lapopu selepas menempuh perjalanan selama 1 jam dari kota Waikabubak, Sumba Barat Daya. Sekedar info, kami masuk pulau Sumba melalui bandara Tambolaka di kota Waikabubak dan sempat istirahat sehari di sana sembari mengumpulkan energi untuk persiapan eksplorasi so many waterfall, soooo many beautiful beach, people, culture, and other beautiful things selama dua hari ke depan.

Lapopu merupakan bagian dari Taman Nasional Manupeu Tanah Daru di kota Sumba Barat. Hmmm… saya demen banget maen ke taman nasional yang berhubungan ama dunia kehutanan. Pasti harus masuk hutan dengan jalur trekking menantang adrenalin. Red riding hood, lets go into the wood…… Hutan di Manupeu Tanah Daru termasuk perwakilan hutan musim semi peluruh dataran rendah dengan keanekaragaman hayati bernilai tinggi seperti cemara gunung, cemara hutan, jambu hutan, kemiri dan asam. Jadinya sepanjang jalan menuju air terjun, saya mengamati pepohonan di sekeliling sambil berharap ada asam jatuh yang bisa diemut buat permen. Jalur trekking di hutan ini ternyata cukup pendek dan kurang menantang karena hanya butuh waktu 15 menit saja untuk sampe ke salah satu air terjun favorit di tanah Humba.

Bahagianyaaaa ketika melihat penampakan Lapopu, air terjun berundak dari tebing curam ketinggian 90 meter dengan air super duper jernih dan dinginnnn. Brrrrrrrr…. Kok dingin yaa… pengen nyemplung takut beku. Alhasil saya menganut quote Roland Kemler sajalah. Duduk di bebatuan memandangi air berjatuhan dan mendengarkan keindahan simpony alam. Nyesss…. Sesederhana itu menemukan kedamaian hati.

The next waterfall terletak di Sumba Timur, 2 jam dari kota Waingapu dengan nama pake Wai wai juga… yaitu air terjun Waimarang. Dalam Bahasa Sumba, wai artinya air. Ohh pantesan banyak wisata air namanya pakai kata wai…  waimarang… waikelo.. waikuri….. Dan air terjun kedua ini lebih amazing, seperti masuk ke dunia lain… magissssss…… Sumpah, bingung saya melihat landscape di kiri kanan. Ini di mana yaaa… apakah kami tersesat? Somewhere in Tanzania…. tersesat di gurun kering kerontang maha luas. Tak ada rumah, tak ada pepohonan sama sekali. Ini kalo kebelet pipis gimana ya…. *mikir*  Sempat kepikiran juga pengen bikin video clip di sini pake lagu lawas Keane. Somewhere only we know. Tempat rahasia kita, say….. Temui aku di sini duhai kanda Nicolas Saputra…. And if you have a minute, why don’t we go… Talk about it somewhere only we know….. This could be the end of everything. So why don’t we go….. Somewhere only we know….. Somewhere only we know……

Menuju Waimarang ternyata membutuhkan perjuangan cukup berat karena jalur trekking ngeri ngeri sedap seperti misi mencari harta karun tersembunyi di perut bumi. The hidden Waimarang must be found soon! Mari kita masuk ke hutan lagi, nyebrang sungai dan menyusuri tebing curam demi menggapai Waimarang. Lumayan ekstrim dan menantang adrenalin beneran ini. Tapi demi harta karun itu kami menembus hutan pada suatu hari di bulan September ditemani daun-daun yang mulai menguning dan memerah menandai datangnya musim gugur. Kalo di Lapopu ada jembatan bambu buat nyebrang sehingga tidak perlu basah-basahan, yang kedua ini beneran harus nyemplung sungai. Udah deh pasrah aja nyebrang sungai dalam hutan liar dan gelap banget sehingga semakin kerasa magis-nya. Moga aja tidak bertemu penampakan menyeramkan ya… Yang paling bikin nangis ketika saya harus merayap tebing curam. Duhhh… saya bukan cicak cicak di dinding… bukan pula spiderman…. Menahan keseimbangan dengan merayap tebing biar gak kecebur sungai itu merupakan siksaan berat…. Helppp meee… somebody help me…….

Dan tak ada hasil yang mengkhianati usaha. Kelelahan dan ketakutan amblas seketika melihat penampakan air terjun mungil namun kokoh dan begitu elegan dengan kolam alami warna tosca di bawahnya. The hidden Waimarang is finally found! And….. There’s a hidden message in every waterfall. It says, if you’re flexible, falling will not hurt you…… ahhhhh…. Yuk kita belajar falsafah dari air terjun ya…. Jatuh dalam kehidupan itu biasa aja, tidak akan sakit jika kamu fleksibel, ikuti aja jalan takdirmu. Lahh kok mendadak bijak gini ya hihihihi…  Memang tempat ini membawa aura magic and wise. Tenang.. Kalem… Jadi pengen yoga di sini euy…. Mari kita duduk sejenak dalam posisi lotus di pinggiran air terjun dengan cahaya nan remang-remang dan temukan kedamaian dalam jiwamu. Pejamkan mata, rasakan sakitmu, take a breath…. relax…. take it easy…. Hear the water falls.....

wonderful waimarang



 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar