|
pulau bidadari |
More than words can express how I feel when
the first time I live on a boat.... Seumur-umur ngeliat kehidupan di laut itu
cuma dalam film Popeye the Sailorman atao lewat lagu We’re livin in yellow
submarine... Yellow Submarine milik The Beatles. Dan ketika mengalaminya
sendiri, beneran di luar bayangan. Seneng campur puyeng-puyeng gimana gitu
rasanya. Meluncur di lautan luas dengan pulau-pulau karang cantik nan eksotis
di perairan Komodo merupakan sebuah kemewahan tersendiri. Walaupun badan saya sempat
meriang karena menyesuaikan diri dengan iklim lautan dan angin jahat yang
bertiup kencang namun saya tetap semangat menjalani kehidupan goyang-goyang
seorang sailorman. Dan tak hentinya saya bersyukur karena diberi kesempatan
untuk melihat pantai-pantai menawan di kawasan Indonesia timur sebelum
saya
keliling dunia suatu hari nanti
hehehehe
Rombongan kami menumpang kapal
Komodo Jaya dan dinahkodai oleh seorang laki-laki Bajo yang asalnya dari tanah
Sumba. Duhh... hati saya langsung tergetar mendengar pulau itu disebut. Daerah eksotis
berkontur bukit-bukit dengan savana membentang luas di sepanjang daratan. Dia
berbicara tentang keelokan tanah kelahirannya yang memiliki beragam kesenian
dan kerajinan tenun super cantik dan menawan hati. Oh betapa saya ingin
mengunjungi Sumba dan belajar tenun dari ibu-ibu di pulau tersebut. Namun
keinginan tersebut harus ditepis dahulu karena sekarang saatnya menikmati
keindahan bawah laut kepulauan Komodo beserta pantai berpasir putih, abu dan
merah jambu. Aihhh.... tak sabar ingin segera menikmati keromantisan pink beach
yang begitu populer itu.
|
D and D |
Komodo jaya merapat pertama kali
di pulau Bidadari yang terkenal sebagai hotspot snorkeling utama di kawasan
Komodo. Mungkin bagi pecinta snorkeling, tempat ini langsung bikin gairah
membuncah hihihi tapi bagi anak gunung kayak saya yang hidup di daratan melulu
dan sedikit anti air bakalan nyari alternatif kesenangan lain. Hanya berani
berenang di pinggiran dan bermain pasir putih cukuplah membahagiakan karena ada
David si sana. Alamak.... rambutmu yang berkibar-kibar terkena hembusan angin
laut itu sukses mencuri perhatian mata saya sebagai pecinta musik metal hihihi
Ngebayangin kayak salah satu vokalis band metal dengan rambut indah bagaikan
nyiur melambai.
Dan berhubung suasana hati David
selalu gembira ketika bersentuhan dengan alam maka mudah saja mengajaknya
ngobrol ngalor-ngidul sambil menikmati air bening hijau turqoise di depan kami.
Such a humble and nice guy eventhough sometimes he is so childish hehehe Tak
berapa lama kemudian David pamit karena kebelet pengen snorkeling dan tak tahan
godaan terumbu karang dan ikan warna-warni di kerajaan neptunus. Be careful my
dear.... salam buat bang Nemo dan kawan-kawan yah....
|
the lovely pink beach |
Puas menikmati pulau Bidadari dan
bertemu bidadara David kemudian kapal melanjutkan perjalanan pantai-pantai
berikutnya. Hopping island kali ini sangat amat memanjakan mata cos
sepanjang laut
atmosfernya kayak jaman purba alias pada suatu
masa ketika dinosaurus mengembara di muka bumi. Rangkaian pulau kecil tak
berpenghuni nan kering kerontang berwarna kecoklatan menghiasi kepualauan
Komodo. Entah karena kami mengunjungi tempat ini pas akhir musim kemarau
sehingga tanaman mengering atau warna daerah ini asli coklatnya, saya kurang
tahu. Tapi seperti imajinasi saya tentang daerah Nusa Tenggara timur itu ya
kayak gini. Panas, kering, gersang namun teramat sangat eksotis. How many times
I said exotic?? Hundred times maybe...tapi tempat ini memang beneran
eksotissssssssssssss.......
|
lost in pink |
Lanjut ke pulau Komodo namun
tujuan kami bukan bertemu binatang langka tersebut melainkan snorkeling
lagiiiiii di Pink beach. Kalo janjian ama si komo nanti aja di pulau Rinca
yaa...... Dan siang terik itu mas David rela snorkeling maning sementara saya
hanya duduk di pinggiran nyari kerang dan mengagumi warna pink pasirnya. Walo
sebenernya gak pink-pink amat kayak di foto majalah travelling tapi lumayan lah
ada rona pinky di sana. Kabarnya warna pink akibat alga warna pink yang hidup
di bawah laut plus pantulan sinar matahari membuat kilau pink semakin kuat. Jadi
kalo pengen liat Pink beach warnanya beneran pink ke sanalah pas siang bolong
ketika matahari tepat di atas kepala.
Di Pink beach itu lagi-lagi
ketemu David setelah ia puas snorkeling sesiangan itu. Dengan wajah
sumringah
ia menyapa kami yang lagi asyik wefie barengan
mbak Riyanni Djangkaru. Come here join us... Come here Daveeee..... Then we took some lovely shots.....
Cheeeerrrrrssssssssssss..............................
|
cheeerssssssssssssss |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar