Selasa, 17 Januari 2017

From Coast to Coast



pulau bidadari
More than words can express how I feel when the first time I live on a boat.... Seumur-umur ngeliat kehidupan di laut itu cuma dalam film Popeye the Sailorman atao lewat lagu We’re livin in yellow submarine... Yellow Submarine milik The Beatles. Dan ketika mengalaminya sendiri, beneran di luar bayangan. Seneng campur puyeng-puyeng gimana gitu rasanya. Meluncur di lautan luas dengan pulau-pulau karang cantik nan eksotis di perairan Komodo merupakan sebuah kemewahan tersendiri. Walaupun badan saya sempat meriang karena menyesuaikan diri dengan iklim lautan dan angin jahat yang bertiup kencang namun saya tetap semangat menjalani kehidupan goyang-goyang seorang sailorman. Dan tak hentinya saya bersyukur karena diberi kesempatan untuk melihat pantai-pantai menawan di kawasan Indonesia timur sebelum saya  keliling dunia suatu hari nanti hehehehe

Rombongan kami menumpang kapal Komodo Jaya dan dinahkodai oleh seorang laki-laki Bajo yang asalnya dari tanah Sumba. Duhh... hati saya langsung tergetar mendengar pulau itu disebut. Daerah eksotis berkontur bukit-bukit dengan savana membentang luas di sepanjang daratan. Dia berbicara tentang keelokan tanah kelahirannya yang memiliki beragam kesenian dan kerajinan tenun super cantik dan menawan hati. Oh betapa saya ingin mengunjungi Sumba dan belajar tenun dari ibu-ibu di pulau tersebut. Namun keinginan tersebut harus ditepis dahulu karena sekarang saatnya menikmati keindahan bawah laut kepulauan Komodo beserta pantai berpasir putih, abu dan merah jambu. Aihhh.... tak sabar ingin segera menikmati keromantisan pink beach yang begitu populer itu.

D and D
Komodo jaya merapat pertama kali di pulau Bidadari yang terkenal sebagai hotspot snorkeling utama di kawasan Komodo. Mungkin bagi pecinta snorkeling, tempat ini langsung bikin gairah membuncah hihihi tapi bagi anak gunung kayak saya yang hidup di daratan melulu dan sedikit anti air bakalan nyari alternatif kesenangan lain. Hanya berani berenang di pinggiran dan bermain pasir putih cukuplah membahagiakan karena ada David si sana. Alamak.... rambutmu yang berkibar-kibar terkena hembusan angin laut itu sukses mencuri perhatian mata saya sebagai pecinta musik metal hihihi Ngebayangin kayak salah satu vokalis band metal dengan rambut indah bagaikan nyiur melambai.

Dan berhubung suasana hati David selalu gembira ketika bersentuhan dengan alam maka mudah saja mengajaknya ngobrol ngalor-ngidul sambil menikmati air bening hijau turqoise di depan kami. Such a humble and nice guy eventhough sometimes he is so childish hehehe Tak berapa lama kemudian David pamit karena kebelet pengen snorkeling dan tak tahan godaan terumbu karang dan ikan warna-warni di kerajaan neptunus. Be careful my dear.... salam buat bang Nemo dan kawan-kawan yah....
the lovely pink beach

Puas menikmati pulau Bidadari dan bertemu bidadara David kemudian kapal melanjutkan perjalanan pantai-pantai berikutnya. Hopping island kali ini sangat amat memanjakan mata cos  sepanjang laut  atmosfernya kayak jaman purba alias pada suatu masa ketika dinosaurus mengembara di muka bumi. Rangkaian pulau kecil tak berpenghuni nan kering kerontang berwarna kecoklatan menghiasi kepualauan Komodo. Entah karena kami mengunjungi tempat ini pas akhir musim kemarau sehingga tanaman mengering atau warna daerah ini asli coklatnya, saya kurang tahu. Tapi seperti imajinasi saya tentang daerah Nusa Tenggara timur itu ya kayak gini. Panas, kering, gersang namun teramat sangat eksotis. How many times I said exotic?? Hundred times maybe...tapi tempat ini memang beneran eksotissssssssssssss.......

lost in pink
Lanjut ke pulau Komodo namun tujuan kami bukan bertemu binatang langka tersebut melainkan snorkeling lagiiiiii di Pink beach. Kalo janjian ama si komo nanti aja di pulau Rinca yaa...... Dan siang terik itu mas David rela snorkeling maning sementara saya hanya duduk di pinggiran nyari kerang dan mengagumi warna pink pasirnya. Walo sebenernya gak pink-pink amat kayak di foto majalah travelling tapi lumayan lah ada rona pinky di sana. Kabarnya warna pink akibat alga warna pink yang hidup di bawah laut plus pantulan sinar matahari membuat kilau pink semakin kuat. Jadi kalo pengen liat Pink beach warnanya beneran pink ke sanalah pas siang bolong ketika matahari tepat di atas kepala.
Di Pink beach itu lagi-lagi ketemu David setelah ia puas snorkeling sesiangan itu. Dengan wajah  sumringah  ia menyapa kami yang lagi asyik wefie barengan mbak Riyanni Djangkaru. Come here join us... Come here Daveeee..... Then we took some lovely shots.....  Cheeeerrrrrssssssssssss..............................
cheeerssssssssssssss

Tidak ada komentar:

Posting Komentar