Jumat, 20 September 2024

Last Summer in Surabaya


Last summer I went travelling to Surabaya, the second biggest city in Indonesia which famous for its historical story and called as City of Heroes. First destination was Monkasel - Monumen Kapal Selam or Submarine Monument which located in the heart of Surabaya. It's only 1 mile away from my hotel in Tunjungan Street so I reached there just in 5 minutes drive.  

In Monkasel, there was a great KRI Pasopati 410, an original Russian submarine made in 1952. Measuring 76,6 meters long and 6,3 meters wide, this submarine was capable of diving to a depth of 300 meters. It was also equipped with steam torpedoes and used by Indonesia Navy's Eastern Division since January 1962.   It was such wonderful time to be the part of submarine life. So I knew how to life under the sea and sang one of my favorit song from The Beatles " we all live in yellow submarine... yellow submarine...."

 submarine life

After submarine tour, I got lunch in a beautiful restaurant in west Surabaya which presenting multicultural atmosphere from Chinese-Javanese-Balinese united into one called Kahyangan Art Resto. We chose Indonesian cuisine such as gurame suka nirwana, cumi bakar madu, kakap goreng mangga etc. The place was very comfortable and food all delicious.

At night, I hang out along Tunjungan Street taking some culinary experiences and enjoyed the city night lights. And of course I got lost at Tunjungan Plaza because it's soooo wide space and famous for the second biggest mall in this country. No shopping at all but it was such a good night at Tunjungan. Then I started singing.... " Rek ayo rek mlaku mlaku nang Tunjungan... Rek ayo rek rame rame bebarengan..... Cak ayo cak sopo gelem melu aku... Cak ayo cak golek kenalan cah ayu...."


Night at Tunjungan






Selasa, 12 Desember 2023

From Braga with Love

 

 

 
Menyusuri jalan Braga di Bandung seperti masuk ke dalam lorong waktu penuh kenangan hitam putih jaman kolonial Belanda. Vibes old town nya begitu kuat dan mempesona sehingga pengen jatuh cinta lagi rasanya wkwkwkwk Menikmati kota tua nan cantik ini memang bisa menumbuhkan rasa cinta dibalut nuansa nostalgia masa lalu.Sayup-sayup terdengar sebuah lagu Irlandia di kuping saya......

I've been spending my moneyIn the old townIt's not the same honeyWith you not aroundI've been spending my timeIn the old townI sure miss you honeyNow you're not aroundYou're not aroundThis old townOla!

Kebetulan saya menginap di Kimaya Braga dengan view Hotel Savoy Homann yang begitu ikonik nan menarik. Sementara sisi kanan kiri jalan tersebut dipenuhi oleh gedung-gedung tua, kompleks pertokoan dan cafe cafe cantik ala kota Paris. Nggak heran kalo Bandung disebut Paris in Java karena memang secantik itu kotanya. Salah satu bangunan indische di kawasan itu adalah gedung Merdeka, tempat historis yang menjadi saksi bisu konferensi terbesar bangsa-bangsa Asia Afrika.

Konferensi Asia Afrika dilaksanakan pada tanggal 18-25 April 1955 di Gedung Merdeka, Bandung. Konferensi ini dihadiri oleh 29 negara, termasuk 5 negara sponsor yaitu Indonesia, Filipina, Thailand, India, dan Pakistan. 

Tujuan konferensi Asia Afrika antara lain mengembangkan saling pengertian dan kerja sama antara bangsa-bangsa Asia dan Afrika, meninjau masalah-masalah hubungan sosial, ekonomi, dan kebudayaan dalam hubungannya dengan negara-negara peserta, mempertimbangkan masalah-masalah kepentingan khusus dari bangsa-bangsa Asia dan Afrika serta meninjau kedudukan Asia dan Afrika serta rakyatnya, serta memberikan sumbangan untuk meningkatkan perdamaian dan kerja sama internasional.

Negara-negara peserta lainnya antara lain Saudi Arabia, Turki, Birma, Republik Rakyat Cina, Vietnam Utara, Mesir, Vietnam Selatan, Sri Lanka, Ethiopia, Yaman, Afganistan, Ghana, Kamboja, Iran, Laos, Irak, Libanon, Jepang, Liberia, Yordania, Libya, Sudan, Nepal, dan Syiria.

Jadi tidak usah bertanya-tanya kenapa di depan Gedung Merdeka banyak tiang bendera, karena negara pesertanya memang sebanyak itu. Kebayang dong betapa heroiknya kalo semua bendera dari berbagai bangsa dikibarkan di sana. Betapa warna-warni bendera menggambarkan banyaknya perbedaan suku bangsa, bahasa ataupun warna kulit di kawasan Asia Afrika namun mereka memiliki kepentingan yang sama untuk mewujudkan perdamaian dunia.

Konferensi ini menghasilkan beberapa kesepakatan seperti kerjasama di bidang ekonomi, kebudayaan, hak asasi manusia, dukungan terhadap bangsa-bangsa yang belum merdeka serta menciptakan perdamaian dan kerjasama di dunia.

 Sekian laporan dari Braga.... Sejenak mempelajari sejarah dunia....😁